Langsung ke konten utama

Profil DNA Band

Salam
Hallo...!
Perkenalkan kami adalah para pesonil DNA Band. Dimulai dari : vocalist namanya Agus; Guitarist namanya Oki; Bassist namanya Madan; Electonist namanya Ogi, Drumer namanya Arie; dan yang terakhir adalah seorang violinist bernama Alfioderi yang merupakan personil baru pendatang dari Kota Pontianak. Alfioderi datang ke Kota Singkawang pada bulan Juli Tahun 2017 dan baru diajak bergabung pada akhir bulan Januari 2018.


DNA Band dibentuk pada tahun 2007 di Kota Singkawang. Awalnya hanya "band-band nan sekolahan" dan sering gonta-ganti personil, tapi semakin kesini kami semakin serius dan matang untuk menapaki langkah perjalanan selanjutnya. Personilnya juga sudah lumayan lama tidak gonti-ganti lagi. (hehehe)


Kalau zaman sekolah dulu, kami jarang absen jika ada festival-festival yang diselenggarakan di Kota Singkawang maupun sekitarnya. Menang sih biasa, tidak menang sih biasa juga. Eksistensi DNA Band sendiri sudah terhitung dimulai semenjak kami menjalani jenjang sekolah masa SMP dan SMA hingga sampai saat ini. Sekarang ini kami sedang semangat-semangatnya menggarap beberapa karya baru.

Sumber inspirasi dari nama DNA Band ini kami kutip dari sebuah term yang terdapat dalam ilmu Biologi yaitu DNA. Kira-kira kurang lebihnya seperti ini, DNA itu adalah sebuah struktur penyusun unsur-unsur dalam makhluk hidup yang membuatnya menjadi satu kesatuan. Kami merasa ini bersesuaian dengan keadaan kejiwaan yang dimiliki oleh masing-masing dari kami, seperti adanya berbagai perbedaan rasa identitas budaya dan sifat/karakter serta perbedaan idealis genre musik yang digemari oleh masing-masing personil. Meski memiliki berbagai perbedaan, kami masih bisa bersama dikarenakan kesamaan tujuan saat bermusik sehingga dapat melahirkan karya-karya musik yang (bagi kami) menarik, bisa dibilang anti mainstream lah.

Nah, dari pemaparan di atas bisa dikatakan bahwa "hari ini mungkin tidak akan ada lagi DNA Band jika kami tidak lagi memiliki tujuan yang sama." Tiba-tiba saja saat ini terlintas sederet kata-kata bijak yang sangat bersesuaian dengan hal tersebut, "orang-orang seringkali akan bertemu dipersimpangan jalan ketika mereka memiliki arah tujuan yang sama." Kalau tidak ketemu, anggap saja belum jodoh, Lol.

Mulai Mengejar Mimpi
Singkat cerita pada tahun 2017 yang lalu, perusahaan kartu prabayar Tri mengadakan sebuah festival dengan nama "Sound Of Tri" dengan menggelar penyelisihan pada beberapa kota di Indonesia yang satu diantaranya adalah Kota Pontianak. Dalam lomba kali ini, para peserta diharuskan untuk melibatkan kearifan-kearifan musik lokal dimasing-masing daerah saat mengkomposisi/mengaransir lagu mereka. Yaah... Mumpung ada kesempatan, segera saja kami mendaftar dan berproses membuat karya baru dengan judul lagu "mimpi kehidupan". 

"Pada lomba kali ini sang vocalist yaitu Agus sedang ada kegiatan lain sehingga posisi vocalist untuk sementara digantikan oleh Ogi yang nantinya juga merangkap menjadi pemain dau (Ogi terkadang memang merangkap memainkan alat musik lain atau terkadang sambil membacking saat Agus menyanyi, karna memang banyak sekali alat musik yang bisa ia mainkan, seringnya sih dia bilang "pemanfaatan kawan", padahal dia sendiri yang mau, Lol)  Alfioderi juga belum bergabung dalam formasi DNA Band. Waktu itu posisi violinist diisi oleh seorang additional player dari Kota Pontianak yang bernama Yoga (abang kandungnya Alfioderi). Alfioderi baru diajak bergabung pasca beberapa kali menjadi additional player saat DNA Band manggung di Kota SIngkawang dan pasca proses pembuatan lagu kedua yang berjudul "menanti hari ini". Rencananya dalam waktu dekat lagu ini akan dipublikasikan."
 
Kembali ke lagu "Mimpi Kehidupan"
Pada lagu ini, beberapa eksperimen kami terapkan pada musik iringan dan alat musik yang digunakan. Alat musik modern yang umumnya sering digunakan dalam genre-genre musik populer (semisal rock, jazz, blues, ballad, pop dan lain-lain) kami kolaborasikan dengan alat musik tradisional barat dan tradisional dayak yang nantinya akan memberi kesan fusion genre (rock, pop, dayak dan melayu) dalam lagu tersebut.

Alat musik modern yang kami gunakan adalah electric guitar, electric bass dan drum, sedangkan alat musik tradisional barat yang digunakan adalah violin yang nantinya akan digarap memproduksi bunyi-bunyian "Violin ala Melayu" dan imitasi bunyi alat musik tradisional dayak yang bernama Kledi pada bagian "introduction" lagu. Untuk alat musik tradisional dayak, kami telah bersepakat untuk menggunakan dau.

Munculnya Masalah dan Akal-akalan Abu Nawas, Jadinya "Menarik!"
Namanya juga ekperimen, tentu ada saja kejutannya. Sebenarnya, secara umum dalam sistem penalaan dau, root nya memang tidak akurat sama persis antara satu daerah dengan daerah lainnya. Bahkan untuk setiap nada yang diproduksi pada dau, pasti ada selisih beberapa hertz (minimal satu nada) yang menyebabkannya terkesan false terhadap sistem penalaan A=440 Hz meskipun saat didengarkan sepintas tidak ada masalah.

Sistem penalaan tingkatan nada dau itu sendiri dapat ditoleransikan "dekat" dengan tangga nada pentatonik(1 2 3 5 6 1'). Untuk dau yang kami gunakan, toleransi root nada dasarnya adalah do=Eb sedangkan Agus lebih nyaman menyanyikan lagu "mimpi kehidupan" ini pada nada dasar do= C. Meski demikian, kami masih memiliki solusi Akal-akalan Abu Nawas dengan cara menerapkan ilmu harmoni dan sedikit mengotak-atik form lagu serta tidak ketinggalan orkestrasinya kami susun dengan sebaik mungkin sehingga kesenjangan-kesenjangan bebunyian antara alat musik malah terdengar menarik. Mungkin saja hal inilah yang mengantarkan kami lolos dalam babak penyisihan dan masuk 10 besar finalis "sound of tri" se-Indonesia. Pada tahapan selanjutnya, kami harus berangkat ke Jakarta untuk melakukan proses rekaman audio dan pembuatan video klip.

Penyisihan Festival "Sound Of Tri" di Pontianak

Tentu saja tidak semua peluang  emas dapat diperoleh dengan gampang. Saat itu masing-masing dari kami sudah memiliki kesibukan dan pekerjaan masing-masing. Beberapa diantara kami ada yang sudah menjadi guru seni di Sekolah, ada yang bekerja di Sorum motor (sedang dikejar deadline penjualan), ada yang sedang dalam proses melamar kerja dan ada pula yang sedang santai karna lebih memilih nganggur dahulu. (hehehe)

Kami semua harus menemukan solusi bagaimana caranya agar teman-teman yang mempunyai pekerjaan bisa mendapat izin dari atasan dan bisa berangkat ke Jakarta. Setelah sibuk lobby sana-lobby sini, Alhamdulillah teman-teman yang memiliki pekerjaan semuanya mendapatkan izin dan kamipun berangkat untuk merasakan indahnya "Mimpi Kehidupan" ketika menjadi kenyataan.

 Proses Rekaman Audio dan PembuatanVideo Klip

Prepare Digital Album Sound Of Tri At Salihara Studio 
With Music Director Elwin Hendrijanto

"Seiring waktu berjalan,  kita tlah melalui segala proses panjang yang menyatukan, mendewasakan fikiran dan merendahkan egoisme diantara kita. Keharmonisan terjalin diantara nada-nada karya kita, semoga abadi sampai kita semua sudah tiada."
Tetap terus genggam tanganku, raih sgala cita kita

"Mimpi Kehidupan"
DNA
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Berkarya!!!

Hallo semua, udah lama sekali kita tak besua. Kali ini DNA mau berbagi cerita sedikit tentang kegiatan yang lagi rajin dilakukan yaitu berkarya. Oh ya, beberapa bulan yang lalu DNA sudah mengeluarkakan lagu kedua berjudul "menanti hari ini". Link diskripsinya dibawah ini ya... Nah, secara umum lagu ini kami kerjakan sendiri lho dari proses membuat lagu yang dikerjakan oleh Agus (vokalist) kemudian komposisi musik yang dikeroyokin ramai-ramai sampai proses bikin video klip. Itu semua kami kerjakan sendiri kecuali proses rekaman,masih berbayarlah di studio rekaman rumahan. Awalnya semua agak sedikit ragu dengan hasil komposisi musiknya karena ada bunyi-bunyian yang tidak familiar bagi pendengar awam. Terus terang, kami banyak bereksperimen dalam proses mengkomposisi karya ini, sehingga menurut rumor yang beredar, lagu ini sulit dimainkan bagi anak SMA, katanya sih. Khawatir juga kalau sampai tidak mendapat apresiasi dari para pendengar. Tapi, karena dukungan dari sahaba...